“Pemilihan  umum  telah  memanggil  kita, Seluruh  rakyat  menyambut  gembira…” Senandung mars pemilu yang dibawakan oleh Band Slank tersebut mungkin masih akrab ditelinga kita menjelang pemilu dimasa orde baru, tetapi di era reformasi sampai saat ini sudah jarang sekali terdengar. Apa karena rakyat sudah tak menyambut gembira yah ? Ups… No further comment yah… Tak terasa tahun 2014 ini kembali menjadi hajatan lima tahunan negara kita dalam memilih wakil rakyat dan presiden. Tapi apa hubungannya yah artikel yang akan kami bahas ini dengan pemilu yang akan berlangsung ditahun ini ?

Sengaja kami memilih pemilihan umum investasi 2014 sebagai judul artikel ini karena seperti layaknya pemilu yang akan berlangsung tahun ini baik pileg (pemilihan legislatif) dan pilpres (pemilihan presiden) yang akan menentukan siapa yang akan menjabat dalam periode lima tahun kedepan, kita juga sebaiknya melakukan pemilihan umum investasi yang akan mengisi keranjang investasi kita untuk periode kedepan dalam mencapai tujuan keuangan. Sebelum kesana kami akan mencari singkatan yang mudah untuk diingat dan dilafalkan menjelang pemilu seperti pileg atau pilpres. Bagaimana dengan pilates ? Hehehe… Pilates bukannya senam kesehatan yang mirip yoga itu yah, tetapi pilates adalah singkatan dari pemilihan alokasi aset investasi. Setuju yah ? Katanya menurut beberapa penelitian yang sudah dilakukan dalam dunia keuangan dimana salah satunya dalam Financial Analyst Journal, alokasi aset adalah suatu langkah investasi yang paling dominan (91%) menentukan keberhasilan dalam mencapai target return (imbal hasil) tertentu selain stock/bond selection (5%) dan market timing (2%) serta faktor lainnya (2%).

Dalam kesempatan ini kami akan membatasi alokasi aset berdasarkan tingkat likuiditasnya a.k.a. likuid untuk aset keuangan. Maksud likuid disini adalah pada saat kita akan membeli aset tersebut, kita dapat dengan mudah menemukan penjualnya dengan cepat, demikian juga sebaliknya, pada saat kita akan menjualnya kembali dengan mudah dan cepat juga kita dapatkan pembelinya. Nah ! salah satu aset likuid keuangan yang akan kita bahas adalah aset keuangan berupa surat berharga seperti saham, obligasi, dan pasar uang yang akan dikemas dalam reksadana dan aset non-keuangan seperti logam mulia (emas) dan properti (residensial). Pilates kali ini juga akan dibedakan berdasarkan karakter dan profil resiko investor yaitu Konservatif, Moderat, dan Agresif.

Alokasi aset pada saham, obligasi, dan pasar uang secara umum akan menjadi pilihan aset alokasi kita karena aset tersebut yang menjadi underlying (objek dasar investasi) dari reksadana. Mungkin pembaca bertanya kenapa reksadana ? salah satunya adalah karena likuiditas dan kemudahan pembelian serta penjualan kembali dengan investasi awal sangat terjangkau yang dapat dimulai dengan seratus ribu rupiah. Dengan berinvestasi di reksadana pembaca juga dapat belajar atau untuk mendapatkan feel-nya sebelum berinvestasi langsung pada objek investasi dasar dari reksadana selain pasar uang (kami yakin banyak deposan minded dari masyarakat kita) yaitu saham dan obligasi.

Bagaimana kinerja saham dan obligasi menjelang pemilu ? Bila berbicara berdasarkan data, pasar saham dan obligasi menjelang pemilu biasanya akan mengalami penurunan harga terlebih dahulu baru kemudian bergerak naik setelah terlaksananya pemilu. Tentunya dengan harapan pemilu berjalan dengan lancar yah. Data historikal pasar saham yang diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan bahwa pada pemilu tahun 2009 IHSG bergerak positif dalam kisaran 80%, pada pemilu tahun 2004 IHSG bergerak positif dalam kisaran 40%, dan pada pemilu tahun 1999 IHSG bergerak naik sebesar 70%. Wow, fantastis yah… Meskipun kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan dasar untuk kinerja masa depan, tetapi ada peluang yang dapat kita manfaatkan bila kinerja tersebut terulang. Hal yang sama juga terjadi dengan pasar obligasi yang diwakilli oleh IDMA Indeks. Jadi menjelang pemilu adalah kesempatan untuk membeli reksadana diharga yang lebih murah.

Bagaimana dengan aset non-keuangan seperti logam mulia (emas) dan properti (residensial) selama pemilu ? apakah secemerlang aset keuangan ? Berdasarkan data gold spot yang kami himpun dari bloomberg bahwa harga emas pada tiga periode terakhir berlangsungnya pemilu juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 0.75% ditahun 1999, 4.96% ditahun 2004, serta 27.57% ditahun 2009. Seperti compounding growth yah pertumbuhannya ? Emas memang sangat diminati dalam dekade terakhir sebagai investasi alternatif ketika pasar keuangan dilanda ketidak-pastian. Meskipun tidak selalu mengalami kenaikan, penurunan harga emas dalam dollar amerika belakangan ini di­trade-off dengan pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar amerika sehingga terlihat harga emas seperti bertahan. Saran kami berinvestasi dalam emas batangan (fine gold 24k) lebih menguntungkan daripada emas berbentuk perhiasan. Bagaimana dengan properti hunian ? ternyata tidak hanya pada periode pemilu, harga properti selalu naik waktu ke waktu sampai ada yang berpendapat bahwa harga properti di Indonesia sudah bubble. Nah loch… Data Indeks Harga Properti Gabungan Indonesia dari Bank Indonesia menunjukkan harga tertingginya dipenghujung tahun 2013 yang dikonfirmasi oleh data indeks residensial terbaru dari Jones Lang Lassalle menunjukkan Jakarta mengungguli semua pasar di asia pasifik dengan pertumbuhan tahunan dua digit. Luar biasa yah…

Semoga saja fundamental ekonomi kita kedepan semakin membaik dengan adanya pemilu siapapun yang terpilih nantinya. Kami yakin prioritas utama yang akan dilakukan pemerintah terpilih adalah merealisasikan pembangunan infrastruktur Indonesia yang sudah tertuang dalam program MP3EI sehingga pertumbuhan Investasi di Indonesia akan semakin baik. Semoga saja…

Sebagai penutup, tentunya kita sebagai WNI yang baik diharapkan menggunakan hak pilih kita pada pileg dan pilpres, jangan golput apalagi golput dalam pilates (baca kepanjangannya pada paragraf ke-dua) karena akan melewatkan kesempatan untuk meraih keuntungan dalam mencapai tujuan investasi. Berikut adalah saran pilates dari kami, semoga beruntung… ^_^

Pilates 2014 Konservatif Moderat Agresif
Reksadana Pasar Uang

Aset Keuangan

0% – 10% 40% – 70% 10% – 30% 60% – 80% - 80% – 90%
Reksadana Pendapatan Tetap 70% 10% – 30% 10%
Reksadana Campuran 20% – 30% 50% – 60% 10%
Reksadana Saham * 20% – 30% 80%
Logam Mulia (Emas)

Aset Non Keuangan

50% – 70% 30% – 60% 50% 20% – 40% 30% – 50% 10% – 20%
Properti (Residensial) 30% – 50% 50% 50% – 70%

*Dapat tambah maks. 10% bila profil resiko mendekati Moderat

 

[Tulisan oleh Rina Dewi Lina dan Sonny Afriansyah tersebut dimuat dalam Majalah Infobank Edisi Spesial 2014]

Infobank Special Edition Maret 2014

Infobank Edisi Spesial 2014 - Sonny Rina